You are currently viewing Wayang sebagai Muatan Lokal di Sekolah: Menanamkan Budaya Sejak Dini

Wayang sebagai Muatan Lokal di Sekolah: Menanamkan Budaya Sejak Dini

  • Post author:
  • Post category:Wayang
  • Post comments:1 Comment

Wukirsari, Bantul  – Wayang kulit bukan sekadar tontonan, melainkan juga tuntunan hidup yang sarat nilai moral dan filosofi Jawa. Menyadari pentingnya warisan budaya ini, sekolah-sekolah di Wukirsari telah memasukkan wayang sebagai muatan lokal (mulok) dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.

Menghidupkan Tradisi di Kelas

Melalui mulok wayang, siswa tidak hanya diajak mengenal tokoh-tokoh pewayangan seperti Semar, Arjuna, atau Werkudara, tetapi juga nilai-nilai budi pekerti luhur yang terkandung di dalamnya.
Pembelajaran wayang di sekolah umumnya mencakup:

  • Pengenalan tokoh dan cerita wayang beserta makna filosofisnya.
  • Belajar seni pertunjukan, seperti mendalang, bermain gamelan, hingga melantunkan tembang suluk.
  • Praktik kerajinan wayang, mulai dari menggambar hingga memahat wayang kulit sederhana.
  • Menonton dan mengapresiasi pertunjukan wayang kulit bersama dalang lokal.

Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengalami langsung bagaimana wayang hidup dalam keseharian masyarakat Jawa.

Kolaborasi dengan Desa Wisata

Di Wukirsari, pembelajaran mulok wayang semakin hidup berkat adanya Wisata Wayang Wukirsari. Sekolah-sekolah sekitar, seperti KB Ceria Sanggar, SDN Pucung, dan SDN Wukirsari bekerja sama dengan para pengrajin dan dalang setempat untuk menghadirkan kelas praktik wayang di luar sekolah.

Melalui kunjungan edukatif, siswa dapat:

  • Menyaksikan proses pembuatan wayang kulit di Dusun Pucung.
  • Belajar memahat, mewarnai, hingga memainkan wayang di pendopo pertunjukan.
  • Mendapatkan inspirasi langsung dari maestro dan pengrajin wayang yang berpengalaman.

Menanamkan Karakter dan Kebanggaan

Wayang sebagai muatan lokal di sekolah bukan hanya bertujuan mengenalkan seni tradisi, tetapi juga membentuk karakter generasi muda. Filosofi tokoh-tokoh pewayangan mengajarkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, serta pentingnya menjaga keseimbangan hidup.

Lebih dari itu, siswa juga diajak untuk bangga terhadap identitas budaya Jawa yang kini diakui dunia. Dengan demikian, mulok wayang menjadi jembatan antara tradisi leluhur dan generasi masa depan.

Mari dukung pelestarian wayang kulit melalui pendidikan!

Kunjungi Gedung Pertunjukan Wisata Wayang Wukirsari dan saksikan bagaimana seni tradisi ini terus ditumbuhkan melalui sekolah, desa, dan masyarakat.

📞 0852-4646-8276 (Admin Eduwisata Wukirsari)
🌐 www.wukirsari.visitgiriloyo.com

This Post Has One Comment

  1. wukirsari

    Haloo

Leave a Reply to wukirsari Cancel reply